Selamat Datang di Website SUPM Tegal

UPDATING SKK 60 MIL Menjadi ANKAPIN-III / ATKAPIN-III


PELAKSANAAN UPDATING SKK 60 MIL
Menjadi ANKAPIN-III / ATKAPIN-III



Pendaftaran

HUMAS SUPM Negeri Tegal Jl. Martoloyo PO. BOX. 22 Tegal
Telp. (0283) 356246 (Bpk. Sujianto, S.St.Pi, Mujib R, Syafrudin)

contact person :
Bpk. Drs. Hendro Soetarto, M.Pd (0815741809890)


Persyaratan

  1. Photo Copy SKK 60 Mil (Terbitan tahun ≤ 2008)
  2. Surat keterangan dari Syahbandar yang mengeluarkan SKK
  3. Foto berwarna Ukuran 3 x 4 = 8 lbr (begron biru untuk Ankapin-III dan begron merah untuk Atkapin-III, baju putih berdasi hitam polos)
  4. Surat Keterangan Berlayar dari Syahbandar
  5. Surat Kesehatan Mata dan Telinga
  6. Biaya Pendaftaran 750.000,-


PELAKSANAAN PENUKARAN SKK 60 MIL PLUS Menjadi ANKAPIN-III / ATKAPIN-III


Persyaratan

  1. Photo Copy SKK 60 Mil Plus (Terbitan tahun ≤2008)
  2. Surat keterangan dari Syahbandar yang mengeluarkan SKK
  3. Foto berwarna Ukuran 3 x 4 = 5 lbr (begron biru untu Ankapin-III dan begron merah untuk Atkapin-III)
  4. Biaya Penukaran 350.000,- (dengan ketentuan jumlah peserta 10 orang)

BUDIDAYA PERIKANAN



MANAJEMEN KESEHATAN PADA BUDIDAYA IKAN LELE (Clarias)

Oleh : Dyan Satwika Nur Utami, S.Pi



Ikan lele anda sakit ????... Jangan khawatir,.

Berikut adalah beberapa langkah bijaksana yang dapat diambil ketika anda mendapatkan ikan lele yang ada budidayakan tidak berada dalam kondisi normal seperti biasanya.


  1. Gejala ; warna tubuh menjadi gelap, kulit kesat dan muncul pendarahan, pernafasan tidak teratur dan lebih cenderung pada permukaan air. Biasanya gejala ini disebabkan ikan anda terinfeksi Aeromonas hydrophylla.

Pengobatan ; Terramycine dengan dosis 50 mg/kg ikan/hari dan diberikan selama 7 – 10 hari berturut-turut. Sulphonamid sebanyak 100 mg/kg ikan/hari selama 3 – 4 hari.

  1. Gejala ; warna tubuh gelap, perut membengkak (terdapatnya bintil / Tubercle pada hati, ginjal dan limfa), posisi tubuh tegak / berdiri pada permukaan air, gerakan berputar-putar atau miring, bintik putih di sekitar mulut dan sirip. Gejala ini disebabkan akibat infeksi dari bakteri Mycobacterium fortoitum. Penyakit ini sering disebut Tuberculosis.

Pengobatan ; Terramycine dengan dosis 5 – 7,5 mg/100 kg ikan/hari dan diberikan selama 5 – 15 hari.

  1. Gejala ; pada daerah luka atau ikan dalam kondisi lemah terdapat selaput seperti benang-benang halus yang menyerupai kapas. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Saprolegnia. Jamur ini menyerang daerah kepala tutup insang, sirip serta bagian tubuh lainnya. Disamping menyerang ikan lele tahap pendederan maupun pembesaran, Saprolegnia juga biasanya menyerang telur ikan lele yang telah dibuahi sehingga menyebabkan telur gagal menetas dan busuk.

Pengobatan ; benih, gelondongan dan ikan dewasa yang terinfeksi direndam pada Malachyte Green Oxalate 2,5 – 3 ppm selama 30 menit. Untuk perlakuan telur perendaman dilakukan dengan dosis 0,1 – 0,2 ppm selama 1 jam atau 5 – 10 ppm selama 15 menit.

  1. Gejala ; ikan terlihat lemah dan selalu muncul dipermukaan air, terdapat bintik-bintik berwarna putih pada kulit, sirip dan insang, ikan sering menggosok-gosokan tubuhnya pada dasar atau dinding kolam. Gejala ini akibat dari infeksi Trichodina.

Pengobatan ; dengan metode perendaman ikan yang terkena infeksi pada larutan formalin 25 cc/m3 dengan larutan Malachyte Green Oxalate 0,1 gram/m3 selama 12 – 24 jam. Pengobatan ini dapat diulang setelah 3 hari.

  1. Gejala ; penyakit yang disebabkan oleh infeksi Gyrodactylus dan Dactylogyrus menunjukan gejala seperti insang yang rusak dan luka, keudian timbul pendarahan yang berakibat pada pernafasan yang terganggu.

Pengobatan ; perendaman dengan Mehylen Blue 3 ppm selama 24 jam, dengan teknik pencelupan (dipping) ke dalam larutan Kalium Permanganat (KMnO4) 0,01% selama ± 30 menit, dapat juga memakai larutan NaCl 2%selama ± 30 menit atau dapat juga menggunakan larutan NH4OH 0,5% selama ± 10 menit

  1. Gejala ; infeksi Hirudinae (cacing berwarna merah kecoklatan) menyebabkan pertumbuhan lambat akibat dari anemia/kurang darah. Cacing ini dapat teramati dengan jelas menggunakan kasat mata karena ukurannya yang makroskopis dan keberadaannya yang menempel pada kulit ikan maupun pada filamen insang.

Pengobatan ; perendaman ke dalam larutan Diterex 0,5 ppm.


Namun alangkah lebih bijaksana ketika kita mampu memanajemen kualitas air dan manajemen kesehatan ikan sebagai salah satu langkah ideal dalam pencegahan terhadap penyakit. Dengan memelihara lingkungan perairan, mempertahankan kualitas air media budidaya agar tetap dalam kondisi optimal, disiplin dalam menerapkan biosekuritas sebagai serta mengatur padat penebaran merupakan tindak pencegahan penyakit yang ideal. Selamat mencoba!

Aquabisnis Ikan Hias

Oleh: Khaerudin HS, SPi


Ikan Hias / Ornamental Fish

Banyak harapan dan peluang yang dapat ditumbuh kembangkan di bidang aquabisnis salah satunya adalah pengembangan aquabisnis Ikan Hias. Kegiatan penanaman wawasan aquabisnis ikan hias ini dilakukan oleh Siswa Sekolah Usaha Perikanan Negeri Tegal jurusan Budidaya Perikanan dengan menggunakan pola Swakarya dan wirausaha.
Pola ini bertujuan mengembangkan pengetahuan, sikap dan ketrampilan dibidang usaha khususnya pembudidayaan ikan hias di kolam skala rumah tangga. Dalam kegiatan ini akan dilakukan secara kelompok, dimana setiap kelompok akan mempunyai tugas membudidayakan jenis ikan yang berbeda. Kegiatan dilakukan diluar jam pelajaran sekolah dan tidak menggunakan batasan waktu yang mengikat, mengingat dalam proses budidaya ikan hias ini kegiatannya dapat dilakukan pada pagi, siang, sore atau malam hari di bawah bimbingan guru kelompok Budidaya Perikanan.

Tujuan pelaksanaan Swakarya wirausaha ini adalah terbinanya dan berkembangnya pengetahuan di bidang usaha perikanan secara disiplin dan tanggung jawab, percaya diri, ulet serta disesuaikan oleh situasi dan kondisi iklim setempat. Pada hakekatnya tujuan pelaksanaan Swakarya dan Wira Usaha ini adalah :
  1. Terbinanya dan berkembangnya pengetahuan, sikap dan ketrampilan siswa dalam berusaha khususnya Usaha aquabisnis ikan hias.
  2. Siswa dapat mengembangkan disiplin, tanggung jawab, percaya diri dan ulet.
  3. Terbinannya dan berkembangnya kemampuan siswa dalam menentukan pilihan usaha yang paling menguntungkan.
  4. Terbinanya kemampuan siswa untuk mendapatkan dan memanfaatkan metode dalam pengembangan wira usaha.
  5. Meningkatkan kegiatan belajar mengajar dan menyesesuaikan kegiatan pendidikan atas kebutuhan minat dan kemampuan siswa dan Mempererat hubungan antara siswa dan guru sesuai dengan bidang studi.
Pengembangan wawasan aquabisnis ikan hias selalu memperhatikan beberapa aspek, antara lain meliputi (a) lingkungan strategis; (b) permintaan; (c) Sumberdaya dan (d) Teknologi.

Aspek Lingkungan Strategis

Banyak pengamat merasa yakin bahwa saat ini sedang terjadi perubahan di lingkungan bisnis global. Kawasan Asia Pasifik pada masa kini dan masa akan datang merupakan kawasan yang menjanjikan menggantikan kawasan Eropa.
Dilihat dari pertumbuhan Real-GDP-nya, negara-negara kawasan Asia Timur menunjukan angka yang meyakinkan yaitu rata-rata sebesar 7,5% per tahun dan diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan sebesar 7,6% sampai tahun 2005 nanti. Angka ini jauh melebihi angka pertumbuhan GDP negara-negara industri kaya sebesar 2,7%.
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi ini diharapkan pula akan menambah peluang pasar bagi produk Ikan Hias. Dengan membaiknya perekonomian dan meningkatnya pendapatan suatu masyarakat disuatu sisi, diharapkan akan meningkatkan permintaan akan barang atau produk estetika sebagai upaya untuk rekreasi dan hubungan dari tekanan kehidupan sehari-hari. Hobby memelihara ikan hias disinyalir oleh beberapa pakar dapat menimbulkan efek relaksasi sehingga dengan semakin kompleksnya tingkat kehidupan akan dapat meningkatkan permintaan ikan hias baik di dalam maupun luar negeri.

Aspek Permintaan

Dari segi pemasaran, ikan hias mempunyai prospek yang sangat baik. Ekspor ikan hias Indonesia telah mencapai 37 negara sebanyak 3.323.307 Kg senilai US $9.139.531. Ekspor ikan hias ini meliputi ikan hias air tawar, air laut dan dalam bentuk benih. Adapun impornya seberat 13.863 Kg senilai US $ 131.023. Permintaan ikan hias cenderung naik, sejalan dengan membaiknya perekonomian dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan terutama kesadaran tentang pentingnya relaksasi sebagai akibat meningkatnya tekanan hidup masa kini. Hal ini juga berlaku pada tanaman-tanaman hias sebagai pelengkap asesoris akuarium atau kolam.
Peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan pangsa pasarnya masih cukup besar. Perminataan akan Exotic Ornamental Fish di pasar Internasional cukup tinggi. Pangsa pasar yang masih terbuka cukup lebar yaitu meliputi negara Jepang, Korea, Taiwan, Hongkong dan Singapura. Disamping itu pasar yang tidak kalah besarnya yaitu pasar dalam negeri sendiri (pasar domestik)

Aspek Sumberdaya

Secara potensial Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumberdaya terutama potensi kekayaan sumberdaya yang terkandung pada perairan yang sangat luas. Masalah yang dihadapi adalah bagaimana mengelola sumberdaya alam tersebut termasuk didalamnya memperluas “resource base” dan memanfaatkannya secara optimal. Namun demikian, menyadari besarnya potensi sumberdaya alam saja tidak cukup tanpa memahami potensi uasahanya, terlebih lagi dalam pengembangan aquabisnis ikan hias yang mempunyai kekhasan tersendiri sehingga perlu adanya penanaman wawasan dan pengembangan yang benar terutama dikalangan calon-calon usahawan ikan hias (siswa-siswa) SUPM Negeri Tegal.

Potensi yang tidak kalah besar dan pentingnya adalah sektor manusianya (si pelaku usaha). Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) khususnya jurusan Budidaya Perikanan yang merupakan penyedia sumberdaya manusia sudah saatnya mulai diberdayakan dalam rangka mencetak pelaku-pelaku usaha perikanan yang tengguh dan ulet terutama di bidang perikanan ikan hias. Di sisi lain pengembangan wawasan kewirausahaan dapat menimbulkan ketertarikan siswa/masyarakat terhadap usaha sendiri (swa karya) sehingga dapat mengurangi tingkat pengangguran, tanpa harus mengharapkan untuk bekerja di suatu perusahaan atau instansi pemerintah.

Aspek Teknologi

Pengembangan teknologi merupakan salah satu syarat keharusan untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi dan diversifikasi produk dalam menumbuh kembangkan aquabisnis ikan hias di kalangan calon peternak/usahawan ikan hias (siswa SUPM). Pengembangan teknologi ini juga harus mempertimbangkan beberapa faktor yang penting terutama lahan, agroklimat, wilayah dan tingkat pendidikan pelaku usaha ikan hias itu sendiri.

Akhirnya dengan mengembangkan aquabisnis dikalangan siswa diharapkan para lulusan akan siap menghadapi tantangan yang berat di masa yang akan datang.
Pada masa datang, dukungan sumberdaya manusia (lulusan SUPM) khususnya insan pembudidaya ikan yang mampu mengaktualisasikan dan mengadaptasi peranannya dalam setiap perubahan perkembangan akan menjadi tulang punggung pembangunan sektor perikanan budidaya.
Semakin kuat dan tangguh kemampuan pembudidaya ikan dalam mengelola sumberdaya alam secara rasional dan efisien, menjadikan pembudidaya ikan dapat berperan sebagai Manager Aquabisnis yang berjiwa mandiri, berpengetahuan luas, trampil, cakap menilai peluang usaha dan dapat mengambil keputusan sendiri terhadap perubahan teknologi.